Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik
Ranah Kognitif:
Di antara semua klasifikasi tujuan, Taxonomy of Educational Objectives karya Benjamin Bloom: Ranah kognitif adalah mungkin yang paling akrab dan memiliki pengaruh paling besar pada tujuannya. Taxonomy tersebut mengelompokkan pembelajaran kognitif menjadi enam divisi utama, masing-masing divisi di tingkat yang lebih tinggi akan mengandung juga bagian dari tingkat divisi yang lebih rendah: 1) mengingat, 2) memahami, 3) menerapkan, 4) menganalisis, 5) mengevaluasi, dan 6) menciptakan.
1) Mengingat: Tingkat ini meliputi tujuan yang berkaitan dengan pengetahuan
a) hal-hal yang spesifik, seperti fakta dan istilah khusus;
b) cara dan sarana untuk menangani hal-hal yang spesifik, seperti konvensi, kecenderungan
dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria dan metodologi; dan
c) hal-hal yang universal dan abstraksi, seperti prinsip-prinsip, generalisasi, teori, dan
struktur. Contoh: Para siswa akan menyebutkan nama wilayah pegunungan tertinggi di
Asia.
2) Memahami: Tingkat ini melibatkan tujuan yang berhubungan dengan
a) penerjemahan,
b) interpretasi, dan
c) perkiraan terhadap informasi. Contoh: Ketika memberikan berbagai konsep geometris
dalam istilah lisan, siswa akan menarik bentuk geometris yang benar.
3) Menerapkan: Tingkat ini berkaitan dengan penggunaan abstraksi dalam situasi tertentu.
Contoh: Para siswa akan dapat memprediksi efek pada kontainer yang kehabisan udara.
4) Menganalisis: Tingkat ini meliputi tujuan yang berkaitan dengan pemecahan sesuatu yang
utuh menjadi kepingan-kepingan dan membedakan kepingan-kepingan tersebut
a) elemen,
b) hubungan, dan
c) prinsip organisasi. Contoh: Bila diberikan dokumen, siswa mampu
membedakan fakta dari pendapat.
5) Mengevaluasi: Tujuan pada tingkat ini mengenai penilaian dalam hal
a) bukti internal atau konsistensi logis dan
b) bukti eksternal atau konsistensi dengan fakta yang dikembangkan di tempat lain.
Contoh: Para siswa akan dapat menilai kekeliruan dalam sebuah argumen.
6) Menciptakan: Ini adalah tingkat tertinggi dari taksonomi kognitif dalam segi
kompleksitasnya. Tujuan pada tingkat ini adalah meletakkan berbagai elemen bersama
sama untuk membentuk sebuah kesesuaian atau fungsi secara keseluruhan dan mengenali
seluruh elemen tersebut dalam struktur atau pola yang baru. Contoh: Para siswa akan
mampu menghasilkan hipotesa untuk melaporkan fenomena yang diamati.
Ranah afektif
David Krathwohl dan para ahli lainnya menunjukkan kepada masyarakat pendidikan sebuah
tujuan taksonomi yang terdiri dari lima kategori utama dalam ranah afektif. Berikut ini adalah
daftar ringkas beserta contoh-contoh tujuan, dari kategori ranah afektif tersebut.
1) Menerima: Tujuan pada tingkat ini merujuk pada sensitivitas pelajar terhadap keberadaan
rangsangan. Ini termasuk
a) kesadaran,
b) keinginan untuk menerima, dan
c) perhatian yang dipilih. Contoh: Dari mempelajari berbagai budaya di negara-negara
Barat, siswa mengembangkan kesadaran faktor estetika dalam hal pakaian, perkakas,
dan arsitektur.
2) Merespon: Tujuan pada tingkat ini merujuk pada perhatian aktif pelajar terhadap
ransangan seperti a) persetujuan, b) respon keinginan, dan c) perasaan puas. Contoh:
siswa menunjukkan minat dalam percakapan dengan aktif berpartisipasi dalam sebuah
proyek riset.
3) Menilai: Tujuan pada tingkatan ini mengacu kepada kepercayaan dan sikap pelajar. Hal ini
tampak dalam
a) penerimaan,
b) preferensi dan
c) komitmen. Contoh: Siswa akan memiliki pandangan tentang manfaat atau kerugian dari
daya nuklir.
4) Mengorganisasi: Tujuan pada tingkatan ini mengacu kepada internalisasi nilai-nilai dan
kepercayaan yang melibatkan
a) konseptualisasi nilai-nilai dan
b) organisasi sistem nilai.
Contoh: Siswa membuat keputusan tentang tanggungjawabnya untuk turut melestarikan
sumber daya alam.
5) Karakterisasi: Ini adalah tingkat tertinggi dari internalisasi dalam taksonomi. Tujuan pada
tingkatan ini berhubungan dengan perilaku yang mencerminkan a) sekumpulan nilai yang
digeneralisasi dan b) karakterisasi atau filosofi kehidupan. Contoh: Siswa mengembangkan
peraturan untuk kehidupan pribadinya dan untuk kehidupan bermasyarakat berdasarkan
prinsip-prinsip etis.
Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik mendapatkan jauh lebih sedikit perhatian dibanding ranah kognitif maupun afektif. Selain itu, hanya sedikit ahli yang telah bekerja untuk menjelaskan bagian ini. Namun, Anita J. Harrow telah mengembangkan sebuah taksonomi psikomotor dalam beberapa kategori.
1) Gerakan refleks: Tujuan pada tingkat ini termasuk
a) refleks segmental (melibatkan satu ruas tulang belakang) dan
b) refleks intersegmental (yang melibatkan lebih dari sekedar ruas tulang belakang).
Contoh: Setelah kegiatan ini, siswa akan dapat mengkontraksikan otot.
2) Gerakan fundamental: Tujuan dalam kategori ini termasuk yang berhubungan dengan
perilaku
a) berjalan,
b) berlari,
c) melompat,
d) mendorong,
e) menarik, dan
f) memanipulasi.
Contoh: Siswa akan dapat melompati sebuah halang-rintang setinggi 2-kaki.
3) Kemampuan persepsi: Tujuan pada bagian ini termasuk
a) kinestetik,
b) penglihatan,
c) pendengaran,
d) peraba, dan
e) kemampuan koordinasi. Contoh: Siswa akan dapat mengelompokkan sekumpulan balok
berdasarkan bentuk bangun.
4) Kemampuan fisik: Tujuan yang termasuk pada tingkat ini berkaitan dengan
a) ketahanan,
b) kekuatan,
c) kelenturan,
d) ketangkasan,
e) waktu respon-reaksi, dan
f) kecekatan.
Contoh: Siswa akan dapat melakukan setidaknya lebih dari lima kali push-up pada akhir
tahun.
5) Gerakan terlatih: Tujuan pada tingkatan ini berkaitan dengan
a) permainan,
b) olahraga,
c) tarian, dan
d) seni. Contoh: Siswa akan dapat melakukan serangkaian salto dengan benar.
6) Komunikasi berkesinambungan (nondiskursif): Tujuan pada tingkatan taksonomi ini
berkaitan dengan serangkaian ekspresi diri siswa dan menampilkannya dalam bermusik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar