Sabtu, 07 Januari 2012

Pengetahuan


Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik

Ranah Kognitif:
Di antara semua klasifikasi tujuan, Taxonomy of Educational Objectives karya Benjamin Bloom: Ranah kognitif adalah mungkin yang paling akrab dan memiliki pengaruh paling besar pada tujuannya. Taxonomy tersebut mengelompokkan pembelajaran kognitif menjadi enam divisi utama, masing-masing divisi di tingkat yang lebih tinggi akan mengandung juga bagian dari tingkat divisi yang lebih rendah: 1) mengingat, 2) memahami, 3) menerapkan, 4) menganalisis, 5) mengevaluasi, dan 6) menciptakan.

Matematika......???

Bangun Ruang

Rabu, 19 Oktober 2011

Artikel

  PENGARUH KESIAPAN MENTAL ANAK MASUK SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJARNYA
Dina Renita
SMP Negeri 4 Pemulutan
Kabupaten ogan ilir


A. Pendahuluan
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 disebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7 – 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Selain itu dalam Peraturan Pemerintah no 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 69 ayat 4, juga disebutkan bahwa SD/MI atau bentuk lain yang sederajat wajib menerima warga negara berusia 7 tahun sampai dengan 12 tahun sebagai peserta didik sampai dengan batas daya tampungnya.
Ketika otonomi daerah mulai diberlakukan sejak 2001 lalu, urusan pendidikan dasar menjadi urusan di bawah dinas pendidikan masing-masing daerah. Aturannya tetap sama, usia masuk SD diutamakan 7 tahun, bila kapasitasnya masih mencukupi bisa menerima murid yang berusia 6 tahun dengan prioritas usia mendekati 7 tahun. Tentunya, angka 7 itu sudah melalui penelitian panjang sebelumnya.

Jumat, 07 Oktober 2011

Desain Pembelajaran Matematika

MATERI BILANGAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED

oleh:
Dina Renita


I.       Pendahuluan
Dalam Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah tentunya memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang diamanahkan Undang-Undang. Karena matematika merupakan mata pelajaran yang membekali peserta didik dengan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.

Sejarah Matematika



Sejarah Purbakala Dari Matematika

Sebelum zaman modern dan penyebaran ilmu pengetahuan ke seluruh dunia, contoh-contoh tertulis dari pengembangan matematika telah mengalami kemilau hanya di beberapa tempat. Tulisan matematika terkuno yang telah ditemukan adalah Plimpton 322 (matematika Babilonia sekitar 1900 SM), Lembaran Matematika Rhind (Matematika Mesir sekitar 2000-1800 SM) dan Lembaran Matematika Moskwa (matematika Mesir sekitar 1890 SM). Semua tulisan itu membahas teorema yang umum dikenal sebagai teorema Pythagoras, yang tampaknya menjadi pengembangan matematika tertua dan paling tersebar luas setelah aritmetika dasar dan geometri.
Sumbangan matematikawan Yunani memurnikan metode-metode (khususnya melalui pengenalan penalaran deduktif dan kekakuan matematika di dalam pembuktian matematika) dan perluasan pokok bahasan matematika. Kata "matematika" itu sendiri diturunkan dari kata Yunani kuno, μάθημα (mathema), yang berarti "mata pelajaran". Matematika Cina membuat sumbangan dini, termasuk notasi posisional. Sistem bilangan Hindu-Arab dan aturan penggunaan operasinya, digunakan hingga kini, mungkin dikembangakan melalui kuliah pada milenium pertama Masehi di dalam matematika India dan telah diteruskan ke Barat melalui matematika Islam. Matematika Islam, pada gilirannya, mengembangkan dan memperluas pengetahuan matematika ke peradaban ini. Banyak naskah berbahasa Yunani dan Arab tentang matematika kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, yang mengarah pada pengembangan matematika lebih jauh lagi di Zaman Pertengahan Eropa.